Institute of Business Administration (IBA), Karachi dan Kementerian Energi (Divisi Tenaga Listrik) menjadi tuan rumah bersama dalam sebuah acara, dimana sesi keynote pertama untuk Proyek Reformasi Tenaga Pakistan dimulai. Sesi ini diselenggarakan oleh School of Business Studies (SBS), IBA. Mahasiswa, dosen, ekonom, media dan khalayak umum menghadiri pidato pencerahan tersebut.
Menteri Ketenagalistrikan Federal, Sardar Awais Ahmad Khan Laghari memberikan pidato utama, mengidentifikasi kelemahan, dan peta jalan yang jelas untuk reformasi yang dapat meningkatkan efisiensi sektor ketenagalistrikan, mendorong pertumbuhan industri dan ekonomi dalam prosesnya. Keynote dilanjutkan dengan diskusi dengan Menteri, dan Direktur Eksekutif, IBA, Dr. S Akbar Zaidi sebagai panelis dan Pengusaha, Bapak Junaid Iqbal, sebagai moderator.
Menteri menekankan bahwa reformasi struktural merupakan hal yang kompleks dan diharapkan dapat membuahkan hasil dalam beberapa bulan. Divisi Ketenagalistrikan fokus pada peningkatan tata kelola di perusahaan distribusi dan transformasi infrastruktur transmisi untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi kerugian. Selain itu, rencana sedang dilakukan untuk merangsang permintaan industri dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Saat membahas masalah tarif, ia menyoroti bahwa pembayaran utang di muka berkontribusi signifikan terhadap biaya kapasitas, dan mengatasi hal ini melalui berbagai kebijakan dapat menghasilkan harga yang rasional secara menyeluruh. Selain itu, sangatlah penting bagi kita untuk secara aktif bergerak menuju rezim pasar yang kompetitif, di mana elektron dapat diperdagangkan antara pembeli dan penjual, sehingga efisiensi dapat dihargai, dan beralih dari rezim biaya-plus yang berfokus pada model pembeli tunggal.
Menteri mengumumkan kebijakan yang akan datang untuk mendorong adopsi Kendaraan Listrik (EV), khususnya untuk kendaraan roda 2 dan roda 3, yang akan meningkatkan permintaan listrik, menurunkan biaya transportasi, dan mengurangi impor bahan bakar. Ia mencatat bahwa Pakistan merupakan salah satu negara dengan bauran energi terbersih di dunia, dengan jumlah lebih dari 1.000 ton 55% listrik dari sumber bersih, diproyeksikan melebihi 70% dalam beberapa tahun. Selain itu, hampir 75% listrik yang berasal dari sumber dalam negeri, diperkirakan akan meningkat 90% segera.
Setelah sesi tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang menarik.
Acara ini diakhiri dengan positif, menekankan agenda reformasi yang bertujuan untuk meningkatkan tata kelola dan efisiensi dalam pembangkitan, transmisi, dan distribusi listrik. Hal ini diharapkan dapat menurunkan harga listrik dan merangsang pertumbuhan industri dan ekonomi.