Karachi (Muhammad Yasir)
Dalam sebuah inisiatif untuk memerangi salah satu penyakit paling mematikan di dunia, Direktorat Pengendalian Malaria (DoMC) dan Konsorsium Penghapusan Malaria Universitas Aga Khan (AKU-MEC), Kementerian Kesehatan, Sindh, departemen Penyakit yang Ditularkan Vektor dan Teknologi Zenysis telah bergandengan tangan untuk mempelopori misi Pakistan untuk memberantas malaria pada tahun 2035. Pada simposium yang diadakan di Universitas Aga Khan di Karachi, para pemimpin dari kementerian federal dan provinsi, bersama dengan para ahli dari AKU-MEC, berkumpul untuk menyusun strategi dan merencanakan peta jalan pemberantasan malaria di seluruh wilayah. Pakistan. Dipimpin oleh Profesor Dr M Asim Beg dari departemen Patologi dan Laboratorium Kedokteran di AKU, simposium ini merupakan bagian dari proyek GLIDE untuk eliminasi Malaria di Pakistan. “Penting bagi praktisi kesehatan kita untuk dipersenjatai dengan pengetahuan dan sumber daya mengenai teknik penelitian vektor dan analisis perubahan iklim, serta faktor apa pun yang dikaitkan dengan menguatnya parasit malaria di negara ini. Saya sangat ingin melihat kemitraan ini bergerak maju dan menerapkan rekomendasi yang dibuat pada Tahap 1 proyek ini oleh AKU dan Zenysis untuk menjadikan Distrik Thatta sebagai kabupaten percontohan untuk eliminasi malaria” kata Menteri Kesehatan, Pemerintahan Sindh Dr Azra Pechuho, yang merupakan juga Patron-in-Chief AKU-MEC. “Pakistan memiliki waktu lebih dari satu dekade untuk mencapai tujuannya dalam memberantas malaria pada tahun 2035. Kyrgyzstan, Tajikistan, dan Uzbekistan telah melakukannya,” kata Presiden AKU, Dr Sulaiman Shahabuddin saat berpidato di pertemuan tersebut. “Sri Lanka telah melakukannya. Begitu pula Tiongkok dan UEA. Saya yakin Pakistan juga bisa menjadi mercusuar harapan bagi wilayah sekitarnya dalam perang melawan malaria.” AKU-MEC juga mengumumkan rencana untuk mendirikan fasilitas penelitian ilmu vektor untuk membantu upaya pemerintah provinsi dalam memerangi malaria. Inisiatif ini akan menjadi fokus utama Inisiatif Penelitian AKU-Lisbon, yang semakin memperkuat komitmen AKU terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan kesehatan masyarakat. “Tantangan untuk memberantas malaria dari Pakistan pada tahun 2035 merupakan tantangan yang membutuhkan upaya kolektif, dan kami lebih siap untuk membantu pemerintah, pemangku kepentingan, dan pakar kesehatan dalam mencapai tujuan ini,” kata Dr M Asim Baig, yang juga merupakan Penanggung Jawab Konsorsium. Nota Kesepahaman telah ditandatangani antara AKU dan Direktorat Pengendalian Malaria yang memungkinkan pertukaran data nasional. Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan sistem pengawasan dan informasi nasional, memungkinkan analisis data yang lebih efektif dan pengambilan keputusan yang tepat dalam memerangi malaria. Simposium MEC merupakan tonggak sejarah lain dalam perjalanan menuju eliminasi malaria, menyoroti kesenjangan dan tantangan saat ini sekaligus membentuk kembali perspektif masyarakat mengenai penyakit ini.